Tuesday 11 June 2013

Pembagian Waktu Dalam Sehari

* PEMBAGIAN "waktu" DALAM SEHARI (24 jam), dapat dibagi menjadi 4:


1. "Waktu" untuk hidup di alam nyata (9 jam).
"Waktu" ini adalah "waktu"-"waktu" yang kita pergunakan untuk bekerja mencari nafkah untuk diri sendiri maupun keluarga. Disamping untuk bekerja, "waktu"-"waktu" ini juga kita pergunakan untuk bermasyarakat, yaitu dalam rangka beribadah pendekatan dengan manusia (Hablum Minannas). 

2. "Waktu" untuk hidup di alam maya (4 jam).
"Waktu" ini adalah "waktu"-"waktu" yang kita manfaatkan untuk mencari ilmu dalam rangka menambah wawasan, memberikan makanan untuk otak kita supaya tidak mandeg. Allah menjanjikan akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu (ilmu yang bermanfaat tentunya).

3. "Waktu" untuk hidup di alam gaib (6 jam).
"Waktu" ini adalah "waktu"-"waktu" yang kita pergunakan untuk beribadah dalam rangka lebih mendekatkan diri kepada Allah (Hablum Minallah), yaitu "waktu"-"waktu" kita melaksanakan sholat, berdo'a, membaca Al-Qur'an dan Hadits. Hal ini bukan berarti pada "waktu"-"waktu" yang lain kita tidak dekat dengan Allah, akan tetapi pada "waktu" ini kita sebagai hamba Allah lebih memfokuskan diri untuk mengabdi dan menyembah Allah dan hanya kepada Allah kita menyerahkan diri kita. Walaupun Allah tidak nampak di mata kita (gaib), kita selalu yakin bahwa Allah itu ada dan Allah dekat dengan kita.    

4. "Waktu" untuk hidup di alam mimpi (5 jam).
"Waktu" ini adalah "waktu" kita untuk tidur, yakni memberikan kesempatan kepada organ-organ tubuh kita untuk beristirahat. Dan pada "waktu" kita tidur ini, kita selalu berharap supaya kita mengalami mimpi-mimpi yang indah, sehingga "waktu" kita bangun dari tidur, raga maupun jiwa kita dalam keadaan fresh.

Pembagian "waktu" di atas, masing-masing orang tidak akan sama. Tergantung dari kebutuhan masing-masing orang. Namun demikian, "waktu"nya sama, yaitu selama 24 jam dalam sehari, tidak kurang dan tidak lebih. Alangkah indahnya dunia ini kalau semua orang di dunia ini mau dan mampu memanfaatkan "waktu" yang hanya 24 jam ini dengan sebaik-baiknya.

Ibnul Qayyim berkata: "Bilangan tahun adalah ibarat pohon. Dan bulan-bulan ibarat dahan-dahannya. Hari-harinya laksana ranting-rantingnya, dan jam laksana daun-daun, sedang napas laksana buahnya. Bila napasnya digunakan sebagai ibadah, maka itu sangat baik".


Manajemen Waktu Menurut Islam

Dalam Islam waktu adalah suatu hal yang penting, mengapa? dalam surat Al ‘Ashr ayat 1-3 Allah SWT berfirman “Demi Masa (Waktu)…” yang menunjukkan betapa berharga dan pentingnya waktu tersebut. Selain itu dalam hadits Nabi SAW. berpesan agar kita manfaatkan 5 masa/waktu : “Masa muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, luang sebelum sibuk, hidup sebelum mati” (HR.Al-Baihaqi). Dalam aturan-aturan terkait ibadah mahdhoh seperti sholat, puasa, zakat, haji pun memberi penekanan pada waktu.
Allah memberikan kita setiap hari “modal” waktu dan kepada semua manusia di muka bumi ini adalah sama–24 jam. Namun, ada berapa orang yang bisa “berbuat lebih” seperti :
  • Rasulullah SAW : Dalam waktu 23 tahun bisa membangun peradaban Islam yang tetap ada sampai sekarang. Ikut 80 peperangan dalam tempo waktu kurang dari 10 tahun, santun terhadap fakir miskin, menyayangi istri dan kerabat, dan yang luar biasa adalah beliau seorang pemimpin umat yang bisa membagi waktu untuk umat dan keluarga secara seimbang!!
  • Zaid bin Tsabit RA : Sanggup menguasai bahasa Parsi hanya dalam tempo waktu 2 bulan! Beliau dipercaya sebagai sekretaris Rasul dan penghimpun ayat Quran dalam sebuah mush’af
  • Abu Hurairah : Masuk Islam usia 60 tahun. Namun ketika meninggal di tahun 57 H, beliau meriwayatkan 5374 Hadits! (Subhanallah!)
  • Anas bin Malik : Pelayan rasulullah sejak usia 10 tahun, dan bersama rasul 20 tahun. Meriwayatkan 2286 Hadits.
  • Abul Hasan bin Abi Jaradah (548 H) : Sepanjang hidupnya menulis kitab-kitab penting sebaganyak tiga lemari.
  • Abu Bakar Al-Anbari : Setiap pekan membaca sebanyak sepuluh ribu lembar.
  • Syekh Ali At-Thantawi : Membaca 100-200 halaman setiap hari. Kalkulasinya, berarti dengan umurnya yang 70 tahun, beliau sudah membaca 5.040.000 halaman buku. Artikel yang telah dimuat di media massa sebanyak tiga belas ribu halaman. Dan yang hilang lebih dari itu.
Masih banyak lagi contoh-contoh luar biasa lainnya. Kenapa tidak banyak orang yang bisa menyamai mereka? Padahal waktu yang diberikan Allah kepada mereka sama dengan waktu yang diberikan Allah pada hambaNya yang lain? Jawabannya adalah kecerdasan manajemen waktu.
Saat ini kita dicekoki dengan frem bahwa dalam sehari manusia harus tidur minimal 8 jam. Padahal kalau kita cermati kalau kita tidur 8 jam sehari itu artinya kita sudah memanfaatkan waktu kita 1/3 hari untuk TIDUR. Bayangkan kalau rata2 umur manusia saat ini 60 tahun maka bisa kita artikan 20 tahun umur manusia digunakan untuk TIDUR! Cukuplah bagi kita untuk tidur selam 3-7 jam saja dalam sehari asalkan “berkualitas”.
Lalu Btimbul sebuah pertanyaan BAGAIMANAKAH TIDUR YANG BERKUALITAS itu?
Manajemen Tidur Berkualitas
- tidur 3-7 jam
- tidur di awal malam dan bangun pada 1/3 malam terakhir
- berwudlu sebelum tidur
- membersihkan tempat tidur
- mematikan lampu (meningkatkan melatonin)
- tidur dengan posisi yang benar (miring ke kanan)
- berdzikir dan berdoa
Tips-Tips Manajemen Waktu
1. Membuat target dan perencanaan
Tulislah target jangka pendek dan jangka panjang, selalu manfaatkan waktu luang ex. saat dalam perjalanan selalu bawa buku atau/dan Al Quran. Pada saat perang Khandaq, Rasulullah membuat strategi pembuatan Parit yang sangat terencana sehingga bisa selesai tepat waktu.
2. Mempersiapkan rencana cadangan
Ingat!!! Manusia hanya bisa merencanakan, dan mutlak Allah sajalah yang berhak untuk menetukan. Ketika perang mu’tah, Rasulullah menunjuk 3 orang panglima perang untuk bersiap2. Jika panglima pertama syahid maka akan digantikan panglima kedua, dst.
3. Program yang dibuat dalam mencapai target harus realistis, terukur dan adil
Target boleh melangit tapi program mesti membumi. Adil dalam artian tidak merugikan orang lain. Saat perang Khandaq, umat islam yang jumlahnya hanya 3 ribu harus mengalahkan pasukan romawi yang jumlahnya 10 ribu. Jika dipikir secara logika mungkin hal itu hanyalah sebuah mimpi, namun dalam pelaksanaannya tetap membumi yakni dengan strategi pembuatan parit sehingga umat Islam bisa memenangkan peperangan.
4. Disiplin dalam rencana
Ketidak disiplinan dalam perencanaan bisa berakibat fatal. Ingat pepatah bijak “Gagal merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan”. Kalau kita cermati kisah perang uhud, maka dapat diambil ibroh bahwa sesungguhnya yang menyebabkan kekalahan umat islam ketika itu adalah pasukan pemanah yang dipersiapkan untuk berjaga-jaga di bukit uhud tidak disiplin meninggalkan posisinya karena ghonimah perang yang ada di bawah bukit sehingga musuh yang hampir kalah malah menyerang balik.
5. sempurna dalam beramal (itqon=profesional)
Sebaiknya kita menyelesaikan satu masalah dulu baru berganti ke masalah yang lain.
6. Tentukan skala prioritas
Imam Hasan Al Banna mengatakan “Sesungguhnya kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia”, jadi suatu hal yang penting bagi kita untuk menentukan skala prioritas dalam pelaksanaannya dimulai dari penting & mendesak, tidak penting tapi mendesak, penting tapi tidak mendesak, dan tidak penting & tidak mendesak. Tapi jangan pula kita membenturkan sesuatu yang seharusnya tidak berbenturan. misalnya kuliah dengan syuro, dsb.
Semoga bermanfaat!
Wallahu’alam bishowwab


Sumber